Arsip Tag: psikologi

APA YANG MEMBUAT ANDA TIDAK BAHAGIA?


Banyak orang yang kita jumpai sebagai orang-orang yang tidak bahagia di dunia ini (semoga tidak termasuk Anda). Sayangnya, tidak ada perhimpunan orang yang menjalani hidup dengan tidak bahagia, jadi gak tahu dech persisnya berapa? Mungkin perlu usul kepada menteri kesejahteraan sosial? He he he he. Mereka seperti zombie yang hidup dalam keadaan linglung, karena bingung mau menghisap darah siapa (sementara pagi sudah menjelang).. Jika anda hidup dalam keadaan seperti ini, bangkit Brother! it’s time to wake up and snap out of it and do something about it!

Alasan Tidak Berbahagia
Sangat beragam alasan bagi seseorang ketika merasakan tidak bahagia. Bagi sebagian orang beralasan karena tidak memiliki uang yang banyak, ada lagi karena ada perbedaan prinsip dalam rumah tangga, cita-citanya tidak terkabul, memiliki pekerjaan yang tidak cocok, dikhianati orang lain, menemui kegagalan dalam usaha dan lain-lain. Tetapi harus diingat, mengetahui akar permasalahan “tidak bahagia” sebenarnya merupakan kunci untuk membelokkan perasaan negatif (sebab alasan-alasan tersebut) ke arah yang lebih bahagia dan menuju kepuasan hidup. Mengapa saya katakan seperti ini? Karena seperti yang Hope Wilbanks katakan, “Unhappiness is a deep-seated feeling that emanates from issues within you”. Ketidakbahagiaan adalah perasaan tidak puas yang begitu mendalam yang berasal dari pokok persoalan dari dalam diri Anda.

Hidup
Seseorang memiliki pengalaman hidup yang berbeda. Dari masa kecil, masa remaja dan sekarang menjadi dewasa, seseorang sering melewatkan kenangan hidupnya untuk dijadikan sebuah “pelajaran hidup”. Let’s face it. Sesuatu pernah terjadi dan pernah berubah. Waktu terus berjalan dan kemana arah tatapan mata kita, yang kita lihat adalah perubahan. Adapun dalam prosesnya; kita mengalami banyak kegetiran, sandungan, pukulan psikologis, tetapi Anda masih hidup sampai sekarang (dengan perubahan yang ada). Kenyataannya Anda telah berhasil dalam perjuangan hidup, karena anda ternyata bisa sinkron dengan perubahan yang terjadi. Anda telah dibantu dengan perubahan (berjalannya) waktu, perubahan pola pikir orang-orang di sekitar Anda dan perubahan emosi Anda. Dan itu yang akan terjadi sampai ruh kita tercabut dari tempatnya.

Ingat teori “Fenomena Dialektika”? Selama hidup Anda akan menemui masalah, tetapi akan ada solusi. Selanjutnya dari solusi itu juga akan memiliki masalah baru, dan masalah baru itu pun akan ada solusinya, begitu seterusnya. Yang kita butuhkan sebenarnya adalah rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Lalu apa yang membuat Anda merasa hidup sengsara dan tidak bahagia?

Pernah saya membaca ungkapan bijak: “Jika Anda takut hidup, mati saja. Namun jika Anda takut mati, janganlah hidup!” Ungkapan menarik yang lain: “If your life is making your miserable, ask yourself why. What about your life is making you so unhappy? What can you do to change that?” Artinya kurang lebih: “Jika hidupmu membuatmu sengsara, tanyakan mengapa? Apa yang membuatmu hidup tidak bahagia? Apa yang dapat kamu kerjakan untuk mengubahnya?”

Karir
Kalau memang karir yang membuat Anda tidak bahagia, it’s okey… Pilih karir Anda yang benar-benar menggairahkan sekaligus menyenangkan. Change! Ketika Anda bertekad memilih diantara apa yang Anda kerjakan, laksanakan dengan cinta. Tetapi begitu (suatu ketika) Anda harus mengerjakan sesuatu yang tidak disukai, Anda harus mengingat fenomena dialektika, bukan sebagai “perusak” kebahagiaan Anda. Karena hidup tidak selalu berkawan dengan bunga-bunga indah. Jangan “rusak” kebahagiaan Anda dalam karir yang menjadi anugrah Yang Kuasa. Anda hanya perlu mengubah ‘image” Anda tentang hal-hal yang Anda lakukan. Kalau untuk membayar tagihan saja Anda stress, wah…, bagaimana kalau harta Anda kecurian, bisa gila ya? He he he he…

Simple-nya begini: Jika jalan karir Anda tidak seperti yang Anda inginkan, harapkan menjadi bagian point penting dalam hidup Anda, ubah dia. Kadang, seiring kedewasaan, justru malah merasa di jerat pekerjaan. Cara berfikir mereka, merasa terlalu tua untuk mencoba sesuatu yang baru. Itu tidak pernah terlambat, dan Anda tidak pernah terrlalu tua. Kerjakan apa yang Anda cintai untuk dikerjakan.

Family
Apakah Anda muak dengan kehidupan keluarga Anda? Keluarga dapat juga menjadi pokok akar pahit dari ketidakbahagiaan. Maka berhati-hatilah! (tetapi jangan takut berkeluarga lho! Punya isteri juga enak, hikz hikz hikz hikz). Saya masukkan “family” sebagai akar ketidakbahagiaan karena saya banyak melihat kebahagiaan terkoyak dari sebuah keluarga. Jika keluarga Anda sangat menekan dan menciptakan malapetaka dalam kehidupan anda, seringkali jalan untuk menghentikan benar-benar dengan menghapus diri Anda. Anda pergi dan tak akan pernah kembali lagi kepada keluarga itu. Tetapi ini langkah ke belakang. Selalu mohon perlindungan dan bimbingan kepada Allah swt, Mintalah saran dan pendapat kawan-kawan Anda, tetapi orientasinya adalah pada solusi yang terbaik dan menemukan kembali kebahagiaan Anda dan keluarga, bukan Anda malah semakin dalam di jurang ketidakbahagiaan. Setuju?

Ketidakbahagiaan selalu diawali dengan sebuah “point”. Gali lebih dalam, dan berusahalah jujur terhadap diri sendiri untuk mencari sumber ketidakbahagiaan Anda. Sementara prioritaskan kepada ketiga point diatas, sebagai suatu kesalahan yang sering menciptakan ketidakbahagiaan. Meski bukan berarti tidak ada penyebab lain lho?
Find out what is making you unhappy, then do something today to change that!

Semoga sukses Brother!
12 September 2009

KETIKA KAMU MENCEMBURUI TEMANMU, BAGAIMANA MENGHENTIKANNYA?


O..o. Cemburu? Wuih, kayaknya kamu pernah mengalami hal ini. Saya menulis artikel ini juga karena pengalaman kali ya…(sst….!). Nah, saya hanya mau share aja. Tetapi santai saja teman, ini masalah sensitif (hikz hikz hikz hikz….). Sekali lagi, saya hanya share karena saya bukan psicholog lho ya? Jika ada yang gak bener tinggal diluruskan aja. Kalau masih belum lurus juga, barangkali kamu bisa meluruskan diri dengan pendapatmu, lalu kamu menulis hal yang sama di blog kamu lalu kasih tahu saya tentang tulisan kamu itu, biar saya dapat membacanya. Ehm!

Pertama, langkah terbaik untuk melawan kecemburuan dan perasaan gelisah yang diakibatkan cemburu ini, menurut saya adalah mengetahui pokok akar permasalahan. Dan lebih bagus lagi, ubah energi cemburu menjadi energi kesuksesan.

Disini kamu boleh menanyakan kepada diri kamu sendiri apakah dalam pertemananmu dengannya ada kompetisi dimana ada (seseorang) yang kamu menyimpan (perasaan) terpendam dan seseorang itu menjadi “gets the most points’ di dalam area kehidupan kamu. Ceileh…! Pada saat yang sama, temanmu juga merasakan kompetisi itu. Jika ya, memang demikian, tentu ini bukan hubungan yang sehat. Dampak pertemanan akan sangat riskan dengan kondisi itu. Tragisnya, kamu dan dia hubungan menjadi tidak harmonis lagi dan pihak ketiga (seseorang dalam kompetisi) akhirnya tidak memilih keduanya (kamu dan dia), satu alasan yang pasti karena dirinya tidak mau merusak hubungan kamu dengannya. Alasan klasik bukan? Tetapi manusiawi, koq. Meski pada akhirnya cemburu keduanya tak menghasilkan apa-apa, karena yang menjadi rebutan menghilang entah kemana. Makanya kalau saingan jangan sama teman sendiri lho ya? Hikz hikz hikz…!

Kalau menurut saya sih, perlu adanya keikhlasan hati; ada yang mengalah dan merelakan. Jika itu kamu, it’s great decision. Berjiwa besar akan membantu kamu menyelesaikan masalahmu. Kamu tidak akan gelisah lagi dan kecemburuanmu pudar. Hasilnya, menurut saya luar biasa, karena dengan tanpa beban cemburu itu kamu bisa enjoy untuk ‘akrab’ secara positif. Baik dengan temanmu maupun dengan ‘someone’ di hati kamu itu. Kalau temanmu sekarang cemburu sama kamu, lho siapa suruh! Kalau ‘someone’ itu yang malah bersimpati sama kamu dan menginginkan cintamu, lho itu hak dia. Kewajibanmu kan menerimanya. Hua ha ha ha ha. (lalu temanmu?) Berilah dia kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya, atau untuk bertindak apapun untuk menghancurkan cemburunya. Terpenting adalah, kita tetap menjaga hubungan baik, memulai bersilaturahim. Dia akan luluh juga, koq. Pada akhirnya juga akan menyadari, bahwa cinta tidak selamanya memiliki. Yezz…!

Kedua, cemburu itu tidak harus dalam urusan percintaan. Urusan “nomer satu” juga bisa masuk ranah cemburu, lho! Misal kamu memiliki teman, temanmu itu orang yang prefeksionis, juga berkarakter lebih memikirkan urusannya dan mengerjakan sesuatu selalu yang lebih baik, dalam masalah cemburu biasanya dia memiliki lebih besar.

Bagini teman, rasa cemburu dan rasa gelisah selalu berjalan bersama. Dan kita sering bergaul dengan orang-orang yang gelisah dan rendah penghargaan terhadap diri sendiri (betul tidak?). Tatapi saya sedang perhatian tentang orang-orang yang cemburu, dan kegelisahan mereka sering bukan karena perasaan buruk, tetapi tentang ego mereka yang membuat dirinya adalah nomor 1. Kalau sudah terpatri kuat dirinya merasa “nomor 1”, maka di dalam ego muncul pertanyaan-pertanyaan, “jangan-jangan ada orang lain yang nomor 1 juga…” atau “wah, dia akan mengejar saya nih untuk menjadi nomor 1”.
Banyak orang yang juga ingin atau membutuhkan untuk menjadi nomer satu. Dan ada orang-orang yang ketika bertemu teman yang nomor satu, ingin menjadi nomor satu juga. Jadi, mereka yang cemburu bukan hanya yang telah menjadi nomor satu. Sepertinya orang-orang tidak selalu bahkan peduli hanya tentang berfikir positif, seperti menjadi orang yang lebih menarik, yang memiliki pekerjaan lebih baik. Orang-orang yang cemburu itu sebab menginginkan menjadi orang-orang nomer satu. Kadang-kadang marah atau tersinggung ketika ada yang lain menjadi nomor satu. Lebih parah lagi kalau justru menjelek-jelekkannya agar bisa jatuh “nomor satu”nya. Kemudian beralih kepada dirinya. Gawat nih, kalau ternyata cemburu dan tersaingi menjadi masalah besar bagi dirinya dan nomor 1 menjadi bagian persoalan penting kehidupannya.

Ego memerankan penting di dalam kecemburuan kita. Tetapi bagi mereka yang mampu menundukkan egonya, ketika seseorang menikmati banyak perhatian dan kekaguman/ketakjuban seluruh hidupnya, dia datang dengan perasaan nomor 1, kemudian bertemu dengan teman-teman yang memuja nomor 1 nya. Bahkan sering terlupa untuk menyatakan cemburu kepada temannya.

Ketiga, kadang-kadang cemburu bukan tentang siapa yang lebih cantik, yang lebih baik pekerjaannya, yang rumahnya lebih baik, tetapi rasa percaya diri dalam diri seseorang. Para pencemburu pada dasarnya dia tidak percaya diri. Untuk menjadi nomor 1, kalau dirinya percaya diri dan mengusahakan secara optimal dengan potensi yang ada, maka tidak perlu harus cemburu. Bangkitkan rasa percaya diri kamu, berfikir positif sangat penting dalam hidup untuk menjadi lebih cantik dan menarik, untuk menjadi seperti yang diinginkan, untuk meraih cita dan cinta, dll.

Keempat, kadang-kadang orang cemburu itu bukan kepada kecantikan, kesehatan, kepintaran seseorang, tetapi cemburunya karena orang lain yang berbahagia. Kalau begitu, pelajari tentang orang bahagia. Ingat, orang lain yang berbahagia pasti selalu memisahkan sesuatu dari bagaimana kecantikannya, kekayaannya, kepandaiannya atau bakat yang dimilikinya. Orang yang bahagia itu “tidak urus” dengan semua itu. Artinya, jika kamu sudah bahagia, pasti tidak akan cemburu kepada orang lain sehubungan dengan kecantikan, kekayaan, kepandaian, bakat dll. Karena kalau masih cemburu dengan semua itu, maka kamu belum bahagia. Karena di dalam cemburu selalu ada unsur gelisah dan tidak nyaman. Sementara orang bahagia adalah mereka yang bebas dari kegelisahan dan ketidaknyamanan.

Kelima, terdapat seseorang yang berfikir, “saya lebih baik dari siapa pun”. Sebagai orang yang sempurna, yang menempatkan dirinya selalu pada tempat yang benar, dan hormat kepada orang lain, mungkin terutama sekali karena cantik atau tampan. Memiliki banyak uang, cerdas, berbakat dll. Kesempurnaan orang ini boleh jadi modal (bagi mata pencaharian hidupnya), selain itu dia memiliki kepedulian dan “bernilai” oleh teman-temannya dan dia juga memiliki bisnis sendiri Orang lain pasti memikirkan dirinya yang hebat ini. Tetapi pada akhirnya, dia cemburu ketika dia melihat ada orang lain lebih dari yang dia bayangkan tentang dirinya, dia tersinggung dan marah karena bayangan pertama bagaimana” superior” nya dia. Dan sekarang ada orang lain menyamai ‘superoritas” dirinya. Maka tetaplah menjadi orang yang rendah hati dan sederhana. Meski dalam bayangan kita, diri ini adalah hebat adanya, tetapi harus sadar bahwa di atas langit ada langit. Kamu akan semakin hebat, manakala kamu juga mengakui kehebatan orang lain.

Keenam, kadang-kadang seseorang hanya akan cemburu pada sesuatu hal yang terdapat padanya. Boleh jadi dia cemburu terutama sekali karena sebab kekayaan individu. Mungkin seseorang yang memiliki orang tua yang kaya raya, sementara dirinya menjadi tanggungjawabnya, maka seseorang cemburu kepadanya atas cinta dan orang tuanya, Maka kamu harus bertekad untuk menjadi orang tua yang kaya raya (dengan cara halal lho!) biar tidak cemburu lagi dengan kekayaan. Dicemburui lebih baik daripada mencemburui, kan?

Ups! Tidak terasa tulisan ini sudah lumayan banyak, yah. Ok, lain kali saya sambung. Masalahnya esok hari mungkin ada “pendapat” lagi tentang materi ini. Tetapi sementara yang bisa saya simpulkan: Hidup ini hanyalah sebuah perjalanan (journey) dan terjadi bagi orang-orang memiliki kehidupan, tetapi masing-masing memiliki perjalanannya sendiri. Untuk itu putuskan untuk fokus kepada sesuatu yang lebih penting di dalam hidup kamu dan hentikan memberi peluang untuk memperhatikan; siapa yang mendapat pekerjaan lebih baik, siapa yang pendidikannya lebih baik, siapa yang mobilnya lebih keren, siapa yang lebih kaya dan lain-lain. Begitu saja, Brur!

Cilacap, 7 September 2009