Terjemah Tashrif al-Izzi


Terjemah Tashrif al-Izzi

Terjemah Kitab klasik Matan Syarah Kailani atau Tashrif al-‘Izzi. Pelajaran Ilmu Tasrif atau Sharaf cabang kaidah tata Bahasa Arab Nahwu dan Shorof. Semoga terjemahan ini bermanfa’at bagi kita untuk memahami Al-Qur’an, Al-Hadits Nabi, Atsar Shahabah, dan Qaul Ulama.

  1. Definisi tasrif / ilmu Sharaf
  2. Pembagian Kalimah Fi’il (Kata Kerja)
  3. Arti kata Salim menurut ulama sharaf
  4. Tsulatsi Bab pertama dan kedua
  5. Fi’il Tsulatsi Bab ketiga
  6. Fi’il Tsulatsi Bab keempat
  7. Fi’il Tsulatsiy Bab kelima
  8. Ruba’iy Mujarrod
  9. Wazan-wazan Tsulatsiy Mazid Fih
  10. Wazan-wazan Rubaiy Mazid Fih
  11. Pembagian Fi’il pada Muta’addi dan Lazim
  12. Amtsilah Tashrif kalimah Fi’il Madhi
  13. Tasrif Fi’il Mudhori’
  14. Pembagian Fi’il Mudhari’
  15. Ma Nafi dan La Nafi
  16. Masuknya Amil Jazm dan Nashab atas Fi’il Mudhari’
  17. Tasrif Fi’il Amar
  18. Huruf Ta berkumpul di awal Fi’il Mudhori’
  19. Kapan Ta’ pada wazan Ifta’ala diganti Tha’?
  20. Kapan Huruf Ta Ifta’ala diganti Dal?
  21. Kapan huruf wawu, ya dan tsa pada wazan Ifta’ala diganti Ta’?
  22. Nun Taukid Khafifah dan Nun Taukid Tsaqilah
  23. Isim Fa’il dan Isim Maf’ul dari Tsulatsi Mujarrad
  24. Bentuk Isim Fa’il / Isim Maf’ul pada Tsulasi Mazid
  25. Pembahasan Mudho’af atau Ashom
  26. Syarah Al-Kailni Matan ‘Izzi » Pembahasan Idgham
  27. Mu’tal » terjemah Tashriful-‘Izzi تصريف العزي Hamisy Syarah Al-Kailaniy
  28. Amil Jazem pada Fi’il Ajwaf
  29. Masuknya Nun Taukid pada Fi’il Bina’ Ajwaf
  30. Mazid Tsulatsi pada Bina Ajwaf
  31. Isim Faa’il dan Maf’uul dari Fi’il Ajwaf
  32. Fi’il Mudhori’ dari Fi’il Naqis
  33. Fiil Amr dari Fi il Naaqish
  34. Isim Faa’il dan Isim Maf’ul dari Bina’ Naqish
  35. Fiil Maziid dari Fi’il Bina’ Naqish
  36. Terjemah kitab Kailani ilmu sharaf » Mahmuz
  37. Isim Zaman dan Isim Makan
  38. Isim Alat اسم الآلة
  39. Isim Murrah اسم المرة
  40. Isim Hai’ah اسم الهيئة

ILMU MA’RIFAT


Covergreen

Apabila,
Ma’rifat adalah penyaksian akan Allah,
Hakekat adalah ikhlas, syukur dan sabar sebelum penyaksian Allah,
Tarekat adalah jalan pengosongan sebelum hakekat,
Syari’at adalah dalil kehidupan dalam menghormati eksistensi-eksistensi lain.

Maka,
Syari’at adalah bagaimana mewujudkan penyaksian akan Allah,
Tarekat adalah bagaimana dalam kehidupan senantiasa mengingatnya,
Hakekat adalah bagaimana ikhlas, syukur dan sabar dalam kehidupan,
Ma’rifat adalah implementasi kehidupan dalam penyaksian dan menyaksikan-Nya.

Apabila,
Syari’at adalah bagaimana mewujudkan penyaksian akan Allah,
Tarekat adalah bagaimana dalam kehidupan senantiasa mengingat-Nya,
Hakekat adalah bagaimana ikhlas, syukur dan sabar dalam kehidupan,
Ma’rifat adalah implementasi kehidupan dalam penyaksian dan menyaksikan-Nya.

Maka,
Ma’rifat adalah penyaksian akan Allah,
Hakekat adalah ikhlas, syukur dan sabar sebelum penyaksian Allah,
Tarekat adalah jalan pengosongan sebelum hakekat,
Syari’at adalah dalil kehidupan dalam menghormati eksistensi-eksistensi lain.

Apabila dan Maka,
Bersatu dalam Titik,
Titik itu adalah Allah,
Syari’at-Tarekat berawal dari Titik,
Hakekat-Ma’rifat berakhir di Titik.

Billahu,
Fillahu,
Bi Idznillahu,
Minallahu,
Allahu,
Titik.

SULUK SARIDIN (SYEKH…

Lihat pos aslinya 52.554 kata lagi

Narasi Jenggot dalam Literatur Arab Klasik


Warung Nalar

Artikel menarik dan menggelitik tentang jenggot ditulis oleh Geert Jan van Gelder berjudul “Rebarbative Beards in Classical Arabic Literature” (2018).[1]

Ustad Geert Jan van Gelder al-Hulandi ini seorang profesor bahasa Arab. Pernah menempati posisi profesor Laudian Professor of Arabic, sebuah lembaga akademis (di University of Oxford) yang telah eksis sejak 1636

Lihat pos aslinya 1.538 kata lagi

Cadar Menurut Hadis Nabi


Warung Nalar

Dalam literatur Islam, wacana tentang cadar bermula dari perdebatan tentang batasan aurat perempuan.

Ada dua pendapat terkait hal itu: pertama, yang menyatakan seluruh tubuh wanita adalah aurat; kedua, yang mengecualikan wajah dan telapak tangannya.

Lihat pos aslinya 2.622 kata lagi

Cerita Abu Hanifah Dikerjai Seorang Perempuan


Warung Nalar

Abu Hanifah mengatakan, ia pernah dikerjai oleh seorang perempuan.

Ceritanya, si perempuan itu menunjuk sebuah tas kantong yang tergeletak di jalan. Abu Hanifah berpikir tas kantong itu milik si perempuan. Maka, ia pun mengambilnya dan membawakannya ke si perempuan.

“Simpan saja,” kata si perempuan, “sampai pemiliknya datang.[1]

Lihat pos aslinya 259 kata lagi

SANEPAN PALENGGAHANE URIP NENG DONYO


alangalangkumitir

Ardhanto
mutiarazuhud ardhanto32@gmail.com

“ TITIK WANCI “

Titik wanci menungso ono ing palenggahaning urip,
Urip kang sak becik’e urip,
Urip gemawang nang paran….parane “ AKARYO JAGAT “,
Jagat sak isine kudu ngerti pawohing pakarti,
Pakarti budi luhur soko kersa ning Allah ta’allah sing duweni singgahsana abadi.

“ MENUNGSO “

Mulo ugo menungso sing kasembadan…Ojo tho podho rumongso,
Rumongso kang kaninggaling kawulo,
Kawulo kuwi kudu ngerti sabdyoning alam,
Alam kang katatan , sak tenanne,
Sak tenanne menungso kuwi mung kawijangan rumongso,
Kabeh kuwi kudu ngerti sak tenanne marang Gusti kang akaryo jagat,
Kang duweni gede rumongso kuwi kawijangane Gusti Allah.

“ KANUGERAHAN “

Kanugerahan urip kuwi kudu ditoto lan diwejang.
Ojo ditonton , tapi diroso…diroso opo piwulange urip sak benere.
Sing koyok ngono kuwi jenengen manunggaling kapribaden kawulo urip neng donyo.
Mulo…tho mulo ojo paninggung tapi kudu wilantah , wilujeng ing pandongan.
Sing sak bener-benere pandongan kuwi kudu marekso neng ati…

Lihat pos aslinya 82 kata lagi

MANUNGGALING KAWULO GUSTI


alangalangkumitir

Dalam diri manusia terdapat segumpal daging,
Apabila segumpal daging itu rusak,
Maka rusaklah seluruhnya,
Segumpal daging itu bernama qolbu,

Qolbu itu ati dalam bahasa Jawa,
Gusti sering diartikan Bagusing Ati,
Gusti berarti pula Qolbu,
Qolbu yang menjadi cerminan,
Khaliq dengan ciptaan-Nya,

Qolbu adalah terminal,
Ati itu jangka jangkahing jaman,
Atau titik pusat kesadaran kehidupan,
Ruang dan waktu dimana kita hidup,

Kawulo adalah hamba,
Gusti adalah bagusing ati,
Bagusnya qolbu manusia,
Dalam menghamba kepada Allah,
Manusia menghamba itu kawulo,
Dengan hati yang bisa mencerminkan Allah,
Maka manunggallah kawulo dan gusti,

Apabila qolbu itu dekat dengan Allah,
Sampai dekatnya dengan urat nadi leher,
Maka hati hamba menjadi tempat bersemayamnya Allah,
Kalau hati dekat dengan Allah,
Fikiran tenang dan mendengarkan suara hati,
Perkataan difikirkan dulu,
Tindakan diniyatkan dijalan Allah,
Maka benar,
Manunggaling Kawulo Gusti,
Sehingga,
Jumbuh Kawulo lan Gusti,
Dalam ridlo-Nya,

Ketidakbenaran Manunggaling Kawulo Gusti,
Terletak pada kurang tepatnya persepsi dalam memahami,
Akhirnya…

Lihat pos aslinya 232 kata lagi

WEJANGAN SYEKH AMONGRAGA KEPADA NIKEN TAMBANGRARAS (MANUNGGALING KAWULO KELAWAN GUSTI DALAM SERAT CENTHINI)


alangalangkumitir

Ini adalah bagian dari Serat Centhini yang membahas tentang tahap-tahap perjalanan seseorang saat mengalami ekstase. Yaitu sebuah kondisi spiritual saat seseorang mengalami “penyatuan” dengan Dzat-NYA atau manunggaling kawulo kelawan Gusti. Serat Centhini, kita tahu, adalah babon serat-serat Jawa yang terdiri dari 12 jilid dan bila dikumpulkan mencapai 6000 halaman lebih. Semoga pembaca mendapatkan secuil manfaat dari terjemahan ini. Rahayu. (Mas Kumitir).

Syekh Amongraga memberikan wejangan kepada istrinya yang bernama bernama Niken Tambangraras selama 40 hari/malam, baik yang berkenaan dengan makna hidup dan bagaimana cara manusia mendapatkan makrifat kepada Tuhan Dzat Yang Maha Besar, maupun yang berkenaan dengan kehidupan keluarga. Berikut bait-bait yang kamu dikutip dari Serat Centhini yang menggambarkan tentang kemanunggalan antara Tuhan dan manusia :

1. Yen nuli / winisik basa sempurna / sareng miarsa Ki Bayi / senggruk-senggruk anangis / tangis cumeplong ing kalbu / manah padang nerawang / ngraos tuwuk tanpa bukti / pangaraose wus ana sangisor…

Lihat pos aslinya 1.548 kata lagi