/* *************************************** */ /* font by http://www.dafont.com/digital-7.font */ @font-face { font-family: ‘digital-7’; src: url(‘http://denisx.ru/fonts/digital-webfont.ttf’) format(‘truetype’); font-weight: normal; font-style: normal; } .myClockJS .digit { margin: 0 auto; position: relative; width: 100px; font: 24px/1 ‘digital-7′; left: -60px; } .myClockJS b { font-weight: normal; } .myClockJS .digit .arr>b>b:nth-child(1)>b:after{content:’0′;} .myClockJS .digit .arr>b>b:nth-child(2)>b:after{content:’1′;} .myClockJS .digit .arr>b>b:nth-child(3)>b:after{content:’2′;} .myClockJS .digit .arr>b>b:nth-child(4)>b:after{content:’3′;} .myClockJS .digit .arr>b>b:nth-child(5)>b:after{content:’4′;} .myClockJS .digit .arr>b>b:nth-child(6)>b:after{content:’5′;} .myClockJS .digit .arr>b>b:nth-child(7)>b:after{content:’6′;} .myClockJS .digit .arr>b>b:nth-child(8)>b:after{content:’7′;} .myClockJS .digit .arr>b>b:nth-child(9)>b:after{content:’8′;} .myClockJS .digit .arr>b>b:nth-child(10)>b:after{content:’9′;} .myClockJS .digit .arr>b:nth-child(3)>b:nth-child(1)>b:after , .myClockJS .digit .arr>b:nth-child(6)>b:nth-child(1)>b:after { content:’:’; } .myClockJS .digit .arr>b , .myClockJS .digit .arr>b>b { position: absolute; width: auto; } .myClockJS .digit .arr>b:nth-child(1) { left: 0; } .myClockJS .digit .arr>b:nth-child(2) { left: 30px; } .myClockJS .digit .arr>b:nth-child(3) { left: 50px; } .myClockJS .digit .arr>b:nth-child(4) { left: 70px; } .myClockJS .digit .arr>b:nth-child(5) { left: 100px; } .myClockJS .digit .arr>b:nth-child(6) { left: 120px; } .myClockJS .digit .arr>b:nth-child(7) { left: 140px; } .myClockJS .digit .arr>b:nth-child(8) { left: 170px; } .myClockJS .digit .arr:after { content: ”; display: block; clear: both; } .myClockJS .digit .arr>b>b { opacity: 0; } /* webkit */ .myClockJS .digit .arr>b>b { -webkit-animation-iteration-count: infinite; } .myClockJS .digit .arr>b:nth-child(1)>b{-webkit-animation-duration: 86400s;} /* 86400 */ .myClockJS .digit .arr>b:nth-child(2)>b{-webkit-animation-duration: 86400s;} /* 86400 */ .myClockJS .digit .arr>b:nth-child(4)>b{-webkit-animation-duration: 3600s;} /* 3600 */ .myClockJS .digit .arr>b:nth-child(5)>b{-webkit-animation-duration: 600s;} /* 600 */ .myClockJS .digit .arr>b:nth-child(7)>b{-webkit-animation-duration: 60s;} /* 60 */ .myClockJS .digit .arr>b:nth-child(8)>b{-webkit-animation-duration: 10s;} /* 10 */ .myClockJS .digit .arr>b:nth-child(3)>b , .myClockJS .digit .arr>b:nth-child(6)>b { -webkit-animation-duration: 1s; -webkit-animation-name: digit_second; -webkit-animation-delay: 0.01s; } @-webkit-keyframes digit_second { 0% {opacity: 0 } 1% {opacity: 1 } 50% {opacity: 1 } 51% {opacity: 0 }} /* moz */ .myClockJS .digit .arr>b>b { -moz-animation-iteration-count: infinite; } .myClockJS .digit .arr>b:nth-child(1)>b{-moz-animation-duration: 86400s;} /* 86400 */ .myClockJS .digit .arr>b:nth-child(2)>b{-moz-animation-duration: 86400s;} /* 86400 */ .myClockJS .digit .arr>b:nth-child(4)>b{-moz-animation-duration: 3600s;} /* 3600 */ .myClockJS .digit .arr>b:nth-child(5)>b{-moz-animation-duration: 600s;} /* 600 */ .myClockJS .digit .arr>b:nth-child(7)>b{-moz-animation-duration: 60s;} /* 60 */ .myClockJS .digit .arr>b:nth-child(8)>b{-moz-animation-duration: 10s;} /* 10 */ .myClockJS .digit .arr>b:nth-child(3)>b , .myClockJS .digit .arr>b:nth-child(6)>b { -moz-animation-duration: 1s; -moz-animation-name: digit_second; -moz-animation-delay: 0.01s; } @-moz-keyframes digit_second { 0% {opacity: 0 } 1% {opacity: 1 } 50% {opacity: 1 } 51% {opacity: 0 }} .css-link { position: relative; top: 4em; text-align: center; } .denisx-link { position: relative; top: 5em; text-align: right; margin-right: 1em; color: #aaa; font-size: 0.8em; } .with-love { position: absolute; margin-top: 1.5em; } .jq-link { position: absolute; font-size: 0.85em; margin-top: 4em; }
Arsip Bulanan: Maret 2013
Fullscreen colorpicker | CSSDeck
fatwa Perempuan Boleh tidak berjilbab
Perubahan Regulasi di Inggris (UK)
Perubahan Regulasi di Inggris (UK) |
fxclearing
Tata Cara Pengajuan "Bantuan Hibah Grassroots"
Pemerintah Jepang selama ini telah berkontribusi memberikan bantuan kepada negara berkembang sebagai upaya untuk mewujudkan pembangunan ekonomi dan sosial di masing-masing negara tersebut. Bantuan ini dialirkan dalam berbagai bentuk, seperti bantuan aliran dana, teknologi dan bantuan darurat korban bencana alam. Diantaranya yang utama adalah Bantuan Pembangunan Pemerintah (Official Development Assistance / ODA) yang terdiri dari Pinjaman Yen, Bantuan Dana Hibah dan Kerjasama Teknik.
Bantuan Hibah Grassroots untuk Keamanan Manusia merupakan salah satu bagian dari skema bantuan hibah yang dimiliki Pemerintah Jepang dengan ciri utamanya langsung dan cepat menjangkau penerima manfaat di tingkat Grassroots. Program ini dimulai pada tahun 1989 dan telah mendanai proyek-proyek pembangunan sosial tingkat Grassroots melalui Pemerintah Daerah, institusi pendidikan dan kesehatan, serta NGO lokal.
Selain itu, Pemerintah Jepang juga memiliki skema “Bantuan Hibah NGO Jepang” yang khusus bekerjasama dengan NGO Jepang untuk proyek kerjasama pembangunan sosial dan ekonomi tingkat Grassroots, serta “Bantuan Hibah Grassroots Kebudayaan” yang khusus menjalin kerjasama dengan NGO atau Pemerintah Daerah di negara-negara berkembang untuk proyek kerjasama di bidang pendidikan dan kebudayaan.
<Dana yang tersedia> Jumlah dana untuk setiap proyek maksimal 10 juta Yen
(atau sekitar ±750-800 juta Rupiah, tergantung nilai kurs antara Rupiah dan Yen yang berlaku
saat itu. Lembaga penerima dana harus membuat rincian anggaran.) Perhatian:Jika dana digunakan untuk mendanai kegiatan diluar kesepakatan/rencana,
atau jika terdapat sisa dana, maka lembaga penerima dana wajib mengembalikan
seluruh dana atau sisa dana tersebut kepada Kedutaan Besar Jepang atau Konsulat
Jenderal Jepang.
<Batas waktu pelaksanaan proyek> Dalam kurun waktu 1 tahun sejak tanggal penandatanganan kontrak
<Penerima bantuan>Lembaga Nirlaba yang bergerak di bidang pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat
Grassroots
(Misalnya NGO Lokal, Pemerintah Daerah, institusi pendidikan dan kesehatan. NGO
international juga dapat menjadi penerima bantuan. Namun, yang menjadi prioritas adalah
NGO lokal.)Organisasi/lembaga, selain dari Pemerintah Daerah, harus memiliki badan hukum dan
terdaftar di instansi terkait atau Departemen Hukum dan HAM IndonesiaOrganisasi/lembaga harus memiliki pengalaman kerja lebih dari 2 tahun serta kapasitas
mengelola proyekOrganisasi/lembaga harus bersedia untuk bertanggungjawab atas keberlanjutan proyek setelah
proyek selesaiPerhatian : 1.Individu pribadi dan Lembaga profit tidak dapat menjadi penerima bantuan ini.
2.Organisasi/ lembaga, selain dari Pemerintah Daerah, wajib menyerahkan dokumen
yang berkaitan dengan rencana proyek kepada Departemen Dalam Negeri indonesia
(DEPDAGRI) jika dapat persetujuan dari Kedutaan Besar Jepang atau Konsulat
Jenderal Jepang dan mendapatkan surat persetujuan yang dikeluarkan oleh
DEPDAGRI (sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 38 Tahun 2008)
dengan batas waktu sebelum penandatanganan kontrak bantuan hibah Grassroots.
3.Instansi Pemerintah Pusat dan organisasi internasional tidak dapat menjadi
penerima bantuan ini, kecuali dalam kondisi tertentu seperti bantuan untuk situasi
darurat, dirasa memiliki tingkat manfaat yang tinggi, atau situasi dimana
sulit untuk melaksanakan proyek jika tanpa keterlibatan instansi tersebut.
<Isi proyek> Sasaran proyek
Proyek skala kecil namun memiliki manfaat yang besar untuk masyarakat Grassroots Proyek-proyek bantuan kemanusiaan Proyek-proyek yang mengedepankan pemenuhan Basic Human Needs (Kebutuhan Dasar
Manusia) dan Human Security (Keamanan Manusia)*Proyek yang memiliki nilai manfaat jangka panjang walau masa implementasi telah selesai * “Proyek yang mengedepankan Human Security (Keamanan Manusia)” yaitu, penanggulangan
penyakit menular dan masalah lingkungan hidup yang menjadi isu antara beberapa negara,
penanggulangan pengungsi atau orang terlantar di daerah konflik, aktifitas perlindungan
manusia dari kekerasan, peningkatkan keahlian masyarakat dan perorangan dan sebagainya. Jenis proyek yang tidak bisa didanaiProyek-proyek yang tidak jelas manfaatnya untuk masyarakat grassroot (Bantuan penelitian di
institusi pendidikan tinggi seperti universitas atau perguruan tinggi, capacity building untuk
lembaga, bantuan yang hanya ditujukan untuk kegiatan bisnis/perdagangan atau pengadaan
lapangan kerja)Proyek-proyek yang tidak memiliki hubungan kuat dalam pengembangan sosial secara langsung
seperti kebudayaan, kesenian, olahragaProyek-proyek yang memiliki tujuan politik, agama dan militer Referensi : Daftar Proyek yang telah dilaksanakan
“Bantuan Hibah Akar Rumput(Grassroots)”kepada Indonesia
<Jenis biaya yang tidak dapat didanai> Jenis biaya dibawah ini tidak dapat didanai dengan bantuan hibah GrassrootsBiaya operasional Lembaga (gaji staf, ATK, listrik, sewa kantor dan lain-lain) Biaya pemeliharaan fasilitas dan peralatan barang/gedung yang dibiayai oleh grassroots fund Uang tunai sebagai modal awal untuk UKM/microfinance/credit dan lain-lain Biaya-biaya yang dipakai untuk pribadi atau modal seperti beasiswa, rumah, makanan, baju,
mobil, barang habis pakai (kecuali untuk bantuan tanggap darurat atau kebutuhan
kemanusiaan)Biaya untuk membeli/sewa tanah Biaya penelitian yang tidak jelas manfaatnya bagi masyarakat grassroots Biaya-biaya seperti cukai, pajak, VAT, izin, registrasi, dan sebagainya Biaya pemasangan paralon/kabel listrik ke rumah-rumah pribadi, khusus untuk proyek
pengadaan air bersih dan listrikBiaya administrasi di Bank seperti biaya membuka rekening, biaya pengiriman/transfer dana,
biaya menutup rekening<Prosedur pelaksanaan proyek> Pengajuan Proposal
↓
Proses Seleksi oleh Kedutaan Besar Jepang atau Konsulat Jenderal Jepang (Survey atau kunjungan ke lokasi proyek)
↓
Proses Seleksi dan Persetujuan dari Departemen Luar Negeri Jepang
↓
Penandatanganan Kontrak Hibah (Grant Contract: G/C) antara Lembaga penerima bantuan dengan Kedutaan Besar Jepang atau Konsulat Jenderal Jepang
↓
Pengiriman dana kepada lembaga penerima bantuan
↓
Pelaksanaan proyek,
Monitoring oleh Kedutaan Besar Jepang atau Konsulat Jenderal Jepang ke lokasi dan penyerahan laporan pertengahan berkaitan dengan penggunaan dana dan kegiatan dari lembaga penerima bantuan
↓
Proyek selesai,
penyerahan laporan akhir berkaitan dengan penggunaan dana dan kegiatan dari lembaga penerima bantuan
↓
Pelaksanaan Audit oleh Badan Auditor Independen
(Laporan Audit harus dikirim ke Kedutaan Besar Jepang atau Konsulat Jenderal Jepang)
↓
Pengembalian sisa dana
(Jika terdapat sisa dana, maka lembaga penerima dana wajib mengembalikan sisa dana tersebut kepada Kedutaan Besar Jepang atau Konsulat Jenderal Jepang.)
↓
Follow-up proyek oleh Kedutaan Besar Jepang atau Konsulat Jenderal Jepang setelah proyek selesai
↓
Penyerahan laporan follow-up proyek oleh lembaga penerima bantuan
↓
Follow-up oleh Kedutaan Besar Jepang atau Konsulat Jenderal Jepang pada saat 2 tahun setelah proyek selesai<Brosur bantuan hibah grassroots(.pdf)> Bahasa Jepang Bahasa Indonesia Bahasa Inggris
<Cara pengajuan> Sebelum mengajukan proposal, diharapkan bagi organisasi/lembaga untuk membaca baik-baik penjelasan mengenai persyaratan kelayakan organisasi diatas dan Tata Cara Pengajuan di bawah ini. Jika telah memenuhi persyaratan tersebut, organisasi/lembaga dapat mulai menyusun dokumen-dokumen dibawah ini dalam Bahasa Indonesia (atau Bahasa Inggris jika memang dirasa perlu). Kirimkan semua dokumen tersebut via E-mail atau Pos ke kantor Kedutaan Besar Jepang atau Konsulat Jenderal Jepang (bagian Grassroots) terdekat. Tata Cara Pengajuan** : Bahasa Indonesia Bahasa Inggris ** Tata Cara Pengajuan ini berlaku untuk bantuan hibah Grassroots di Indonesia.
<Dokumen untuk pengajuan proposal> 1. Formril Aplikasi dan Profil Lembaga :
Bahasa Indonesia Bahasa Inggris 2. Rincian Anggaran Proyek : Bahasa Indonesia & Bahasa Inggris 3. Jadwal Pelaksanaan : Bahasa Indonesia & Bahasa Inggris 4. Neraca : Bahasa Indonesia & Bahasa InggrisPerhatian : Waspada terhadap oknum berkedok Pemerintah Jepang ! Beberapa waktu lalu, sebuah organisasi yang menamakan dirinya agen dari pemerintah Jepang, mendatangi lembaga-lembaga seperti sekolah dan koperasi. Organisasi tersebut memberikan jaminan bahwa permohonan bantuan akan disetujui oleh Pemerintah Jepang jika menggunakan jasa mereka dengan membayar biaya perantara atau biaya pendaftaran. Untuk itu, dengan ini Kedutaan Besar Jepang dan Konsulat Jenderal Jepang menyatakan dengan tegas bahwa : 1. Bantuan hibah grassroots yang berasal dari pemerintah Jepang TIDAK disalurkan melalui agen
maupun instansi perantara, baik lokal maupun asing. 2. Kedutaan Besar Jepang dan Konsulat Jenderal Jepang juga TIDAK memungut biaya apapun
dalam seluruh proses permohonan bantuan (konsultasi, pengajuan proposal dan lain
sebagainya). Dengan demikian, pengajuan yang dilakukan lewat agen tersebut sama sekali
tidak menjamin perolehan bantuan grassroots karena tidak ada hubungan dengan Kedutaan
Besar Jepang dan Konsulat Jenderal Jepang. 3. Kedutaan Besar Jepang dan Konsulat Jenderal Jepang TIDAK bertanggung jawab sama sekali
atas segala biaya yang telah dibayar oleh pemohon kepada organisasi tersebut walaupun
permohonan bantuan tersebut tidak dikabulkan. Kedutaan Besar Jepang dan Konsulat Jenderal Jepang menghimbau dan menyarankan setiap institusi/organisasi yang ingin mengajukan proposal bantuan hibah grassroots atau menanyakan informasi tentang bantuan tersebut untuk menghubungi Kedutaan Besar Jepang atau Konsulat Jenderal Jepang secara LANGSUNG tanpa melalui agen maupun instansi perantara lainnya.
<Hubungi kami>
Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi : Kedutaan Besar Jepang di Indonesia
Bagian Grassroots
Jl. M.H. Thamrin No.24, Jakarta Pusat 10350
Tel : 021-31924308
Fax : 021-3157152
E-mail : grassroots[a-keong]dj.mofa.go.jp Konsulat Jenderal Jepang di Medan
Bagian Grassroots
Wisma BII 5th Floor
Jl. P. Diponegoro No.18, Medan 20152
Tel : 061-4575193
Fax : 061-4574560
E-mail : konjen[a-keong]indosat.net.id Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya
Bagian Grassroots
Jl. Sumatera No.93, Surabaya 60281
Tel : 031-5030008
Fax : 031-5030037
E-mail : grassroots[a-keong]sb.mofa.go.jp Konsulat Jenderal Jepang di Denpasar
Bagian Grassroots
Jl. Raya Puputan No.170, Renon, Denpasar 80235
Tel : 0361-227628
Fax : 0361-265066
E-mail : denpasar[a-keong]mofa.go.jp
Proyek ODA – Tata Cara Pengajuan “Bantuan Hibah Grassroots” –
Guaranteed Success In Any Advertising Campaign. Possible?
Is it possible to have guaranteed success in any advertising campaign? The answer is YES. I know this is a bold statement. Read on to find out why I say so…
You see, it is possible to have guaranteed success in any advertising campaign IF the purpose of your advertising effort is to kick start a “Snowball Effect”.
Imagine that you want to roll a small ball of snow down a snow-covered hill. As the ball rolls, it will pick up more snow, gaining more mass and surface area, hence picking up even more snow and momentum as it rolls along… Advertising is simply the action to ‘kick’ the ball.
A very effective advertising campaign simply means the kick is strong, and the ball can gain momentum faster. A poor advertising campaign simply means the kick is weak, and the ball needs more time to roll and gain momentum.
Of course, one can argue that the advertising campaign may be so weak that it fails to move the snowball at all! That is possible when you are barking up the wrong tree, which means you are promoting to the wrong target group who is not at all interested in what you are offering. That’s why knowing where to find your target audience is the first step in advertising.
Assuming you are advertising to the right target group, even if there is only one response, through repeated advertising effort, the snowball effect will eventually take place and success IS guaranteed.
What I’m telling you is not a theory. It’s the principle I have been using since 2006 and for several online businesses, and it will continue to be my main marketing strategy.
The biggest challenge in planning a successful advertising campaign is not in the advertising itself, but how to speed up the snowball effect.
Snowball effect can be accelerated in various forms. The most common one that you see in the internet marketing industry is having an affiliate program. Another form that is used by many websites nowadays is social sharing, where users are encouraged to share what they do with their friends. The natural form of snowball effect is word-of-mouth marketing, where people simply can’t help sharing your service with their friends or in the forum because it’s truly useful.
The ultimate form of snowball effect is to design your product in such a way that when users use your product, they are at the same time spreading the words for you, without needing them to do it intentionally. For example, I’ve seen an event planning site where users can manage their events, including getting people to sign up. In the process of using that service, the user will have to get the prospects to sign up through the web service. This means he is at the same time increasing the awareness of that website. Youtube, Facebook and many other social sites become so popular because of the same reason. Unfortunately, not every business can have such a feature built in. It’s your challenge to think of one that can fit into your business.
Some of you may think that it is common sense that every business should devise some form of snowball effect. But in reality, many businesses don’t. Just look around you. I’m sure you can find some businesses that rely heavily on advertising to get customers. The moment advertising stops, the product will soon be forgotten and sales will drop drastically. It’s like rolling a snowball on a flat ground. One has to keep kicking the ball (i.e. keep on advertising) in order to move it. It’s tiring.
Payza Send money, Receive Payment, Money Transfer
Payza | Send money, Receive Payment, Money Transfer
What would you like to do today?
- Send Money Shop or send money online to anyone in over 190 countries safely and easily without sharing your personal information. It’s always free!
- Receive Money Manage payments for your business or sell your products/services online with ease and security. Receive your money instantly!
- Flexible Deposits and Withdrawals Get your money in and out of your Payza e-wallet faster, easier and cheaper! Our flexible deposit and withdrawal options give you the choice!
Get started with your FREE Payza account today.
Get your FREE account with Payza
CSS Border Style
CSS Border Properties
The CSS border properties allow you to specify the style and color of an element’s border.
Border Style
The border-style property specifies what kind of border to display.
None of the border properties will have
ANY effect unless the border-style property is set!
Code
p.none {border-style:none;} p.dotted {border-style:dotted;} p.dashed {border-style:dashed;} p.solid {border-style:solid;} p.double {border-style:double;} p.groove {border-style:groove;} p.ridge {border-style:ridge;} p.inset {border-style:inset;} p.outset {border-style:outset;} p.hidden {border-style:hidden;}
No border.
A dotted border.
A dashed border.
A solid border.
A double border.
A groove border.
A ridge border.
An inset border.
An outset border.
A hidden border.
border-style values:
p.none {border-style:none;} p.dotted {border-style:dotted;} p.dashed {border-style:dashed;} p.solid {border-style:solid;} p.double {border-style:double;} p.groove {border-style:groove;} p.ridge {border-style:ridge;} p.inset {border-style:inset;} p.outset {border-style:outset;} p.hidden {border-style:hidden;}
No border.
A dotted border.
A dashed border.
A solid border.
A double border.
A groove border.
A ridge border.
An inset border.
An outset border.
A hidden border.
Background – Shorthand property
As you can see from the examples above, there are many properties to consider when dealing with backgrounds.
To shorten the code, it is also possible to specify all the properties in one single property. This is called a shorthand property.
The shorthand property for background is simply “background”:
Example
body { margin-left:200px; background:#5d9ab2 url(‘http://www.w3schools.com/css/img_tree.png’) no-repeat top left; } .container { text-align:center; } .center_div { border:1px solid gray; margin-left:auto; margin-right:auto; width:90%; background-color:#d0f0f6; text-align:left; padding:8px; }
Hello World!
This example contains some advanced CSS methods you may not have learned yet. But, we will explain these methods in a later chapter in the tutorial.
function resizeHeight(elmnt) { if (window) { var x=window.innerHeight if (x) { var y=(x-205); if (y>400) { document.getElementById(“pre_code”).style.height=y + “px”; document.getElementById(“viewIFRAME”).style.height=y + “px”; } } } } resizeHeight() window.onresize=function(){resizeHeight()}